aku sering bertanya pada diriku. 'apa aku merasa bahagia sekarang ? '
aku bahagia.
meski kita sangat jarang bertemu. kamu memang tidak selalu bisa aku lihat setiap saat, tapi aku bahagia, karena paling tidak aku tau kamu ada. aku merasakannya. bukankah angin juga tak terlihat ? tapi dia bisa kita rasa? mungkin itu seperti kamu, angin dan kamu , sama.
ya aku memang bahagia, tapi apa kamu (hatiku)juga bahagia ? apakah itu juga bahagia kalau artinya membuat seseorang yang ain terluka? apa aku bisa bahagia ?
: Believe in all that can be , a miracle star whenever you dream, believe and sing from your heart you will see, your song will hold the key :
HELLO :))
" Ini Nyata , Ini Ada , dan Ini Terjadi dalam kehidupan kita. TERSENYUM dan HADAPILAH "
Kamis, 23 Oktober 2014
#Apa kamu harus aku lepaskan?
kadang seringkali terlintas dipikiranku untuk melepaskanmu. tapi aku menyadari aku belum bisa. ayolah, jujur saja, kamu belum bisa atau tidak bisa? atau tidak mau ? entahlah , aku tak tau , aku rasa aku telah menjdi seorang yang egois.
Selasa, 07 Oktober 2014
Kalau bercerita tentang dia
Kalau cerita tentang dia..
Dia penggemar berat game strategi. Seolah-olah dia komandan lalu mempunyai pasukan untuk membangun dan mempertahankan wilayahnya. Kalau kalah, dia akan menggerutu, tapi dia lebih sering pada akhirnya menang. Meski tidak jarang pula menyerah duluan (aku sering tertawa dalam hati kalau dia menyerah duluan). Kalau dia sudah main game seperti itu, pasti dia akan lupa dengan apapun, termasuk aku. Kadang juga, aku mengenggam tangan kirinya, supaya dia berhenti bermain, tapi dia tetap saja bermain dengan tangan kananya. kadang aku selalu menggangunya supaya dia kalah dan supaya memperhatikan aku. Aku akan menemani dia, Kami berbeda, tidak harus sama. Tetapi masih bisa saling menemani bahkan untuk hal yang berbeda.
Dia selalu tidur lebih cepat dari aku, sementara aku justru terbiasa begadang. Kadang-kadang, aku akan tidur lebih cepat dari biasanya atau dia yang ikut begadang menemaniku. Dia selalu mengomel kalau aku terlalu banyak bergadang, dan aku pun selalu menyalahkan dia kenapa dia harus tidur terlalu cepat.
Kami pernah bertengkar. Dari kami bersama, dia sudah mengatakan bahwa tidak bisa menjamin kalau hidup kami akan dipenuhi bahagia dan tawa saja. Ada kalanya dia akan marah, atau aku yang akan marah. Dia pendiam, aku tukang ngomel. Aku yang sabar, Dia yang cepat marah. Dia yang kekanak-kanakan, aku yang berusaha dewasa. Dia yang cuek, aku yang cerewat. Dia yang akan memelukku, aku yang akan bermanja-manja.
Tetapi pada saat dia marah, aku akan sulit berusaha diam. Kadang aku yang ngotot, seharusnya aku yang marah , ini malah dianya yang marah. Tetapi kalau saling ngotot, itu selalu memperburuk keadaan. Aku tahu, dia kalau marah, berarti aku memang berbuat salah atau dia yang sedang lelah atau dia yang memang sedang membuat aku kesal. Jadi, aku akan tetap meminta maaf walaupun itu bukan salahku. sering diterima, tapi pernah juga dia tak butuh maafku . percaya atau tidak . itu sangat menyakitkan. Lalu kami akan berbicara seperti biasa lagi. Kalau aku yang marah, dia akan berusaha diam. Karena dia juga tahu, kalau ikut ngotot, akan bertambah panjang.
Bukan berarti kami tidak pernah bertengkar hebat. Tentu saja pernah. Berdebat siapa salah siapa benar. Tetapi, kenapa harus selalu dibuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah, kalau pada akhirnya itu akan melukai salah satunya? Kenapa tidak yang salah menyadari kalau dia salah dan yang benar tidak terlalu menyalahkan?
Dari sana kami belajar, semua masalah harus diselesaikankan sebelum tidur. Jadi tidak ada yang memendamnya. Tidak selalu berhasil. Tetapi kami berjanji untuk terus mengusahakannya.
Dia penggemar berat game strategi. Seolah-olah dia komandan lalu mempunyai pasukan untuk membangun dan mempertahankan wilayahnya. Kalau kalah, dia akan menggerutu, tapi dia lebih sering pada akhirnya menang. Meski tidak jarang pula menyerah duluan (aku sering tertawa dalam hati kalau dia menyerah duluan). Kalau dia sudah main game seperti itu, pasti dia akan lupa dengan apapun, termasuk aku. Kadang juga, aku mengenggam tangan kirinya, supaya dia berhenti bermain, tapi dia tetap saja bermain dengan tangan kananya. kadang aku selalu menggangunya supaya dia kalah dan supaya memperhatikan aku. Aku akan menemani dia, Kami berbeda, tidak harus sama. Tetapi masih bisa saling menemani bahkan untuk hal yang berbeda.
Dia selalu tidur lebih cepat dari aku, sementara aku justru terbiasa begadang. Kadang-kadang, aku akan tidur lebih cepat dari biasanya atau dia yang ikut begadang menemaniku. Dia selalu mengomel kalau aku terlalu banyak bergadang, dan aku pun selalu menyalahkan dia kenapa dia harus tidur terlalu cepat.
Kami pernah bertengkar. Dari kami bersama, dia sudah mengatakan bahwa tidak bisa menjamin kalau hidup kami akan dipenuhi bahagia dan tawa saja. Ada kalanya dia akan marah, atau aku yang akan marah. Dia pendiam, aku tukang ngomel. Aku yang sabar, Dia yang cepat marah. Dia yang kekanak-kanakan, aku yang berusaha dewasa. Dia yang cuek, aku yang cerewat. Dia yang akan memelukku, aku yang akan bermanja-manja.
Tetapi pada saat dia marah, aku akan sulit berusaha diam. Kadang aku yang ngotot, seharusnya aku yang marah , ini malah dianya yang marah. Tetapi kalau saling ngotot, itu selalu memperburuk keadaan. Aku tahu, dia kalau marah, berarti aku memang berbuat salah atau dia yang sedang lelah atau dia yang memang sedang membuat aku kesal. Jadi, aku akan tetap meminta maaf walaupun itu bukan salahku. sering diterima, tapi pernah juga dia tak butuh maafku . percaya atau tidak . itu sangat menyakitkan. Lalu kami akan berbicara seperti biasa lagi. Kalau aku yang marah, dia akan berusaha diam. Karena dia juga tahu, kalau ikut ngotot, akan bertambah panjang.
Bukan berarti kami tidak pernah bertengkar hebat. Tentu saja pernah. Berdebat siapa salah siapa benar. Tetapi, kenapa harus selalu dibuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah, kalau pada akhirnya itu akan melukai salah satunya? Kenapa tidak yang salah menyadari kalau dia salah dan yang benar tidak terlalu menyalahkan?
Dari sana kami belajar, semua masalah harus diselesaikankan sebelum tidur. Jadi tidak ada yang memendamnya. Tidak selalu berhasil. Tetapi kami berjanji untuk terus mengusahakannya.
Langganan:
Postingan (Atom)